Kamis, 31 Oktober 2013

Resah



Secepat semua partikel meluruh menjadi debu tak tampak, aku kehilangan keresahan yang menyebabkan berkas-berkas RGB berubah menjadi belati-rencong tak tampak. Sungguhpun ada, aku tidak di sana. Benar pun tusukan-tusukan itu menajamkan rasa, terbangun di tengah malam, terjaga di dni hari, dan oh lihatlah, radang itu berubah menjadi segupal keju yang terjatuh dari jendela becak. Berkeriut hatiku maju untuk tamparan selanjutnya. Tanpa mengelak, tanpa bisa memaksudkan diri untuk mengelak. 

Jangan berteriak. Tetangga aan bangun. Pasung akan melekat. Lalu hilang melenyap memunculkan mimpi tidur ayam. Bagaimana kamu bisa lari dari semua ini. Lalu melesap tanpa kata.

Tembok tidak tampak dibangun di mana-mana. Meresah. Mengajak embun mendesah. Aku ingin hujan. Melumerkan kala, melipat sabda, membawaku ke pangkuan Gusti Allah. Yang tak pernah bosan mengerjaiku. 

Siapa bilang aku harus ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar