Jumat, 06 September 2013

Tidak Penting

Klenteng depan Pasar Kranggan Yogya (foto: noel)
Mestinya saat ini aku sedang mempersiapkan sesuatu yang genting dan cukup penting. Ah, penting itu relatif. Tapi aku tak berani mengatakan bahwa genting itu relatif. Maklum, hal itu akan memengaruhi mood orang-orang di ujung sana, pekerjaan di ujung satunya, dan berjibun tuntutan di ujung lainnya. Ujungnya memang banyak!

Lucunya, dari semua hal penting gemting yang saat ini harus dilakukan, yang paling tidak penting dan paling tidak genting adalah menulis blog. Lalu, mengapa memilih yang tidak penting? Itu karena aku tidak harus memilih yang penting. Siapa suruh. Lagi pula, kepalaku ini rasanya sudah jebol-jebol mawut berceceran ngos-ngosan untuk memikir satu hal penting yang sederhana sekalipun. Bagaimanapun juga, thank’s God, masih banyak hal tidak penting di dunia ini yang bisa dilakukan.


Barangkali, perbedaan anggapan mengenai mana yang penting dan mana yang tidak penting ini merupakan salah satu muasal dari beragam percekcokan di dunia fana ini. Aku sedang tidak membicarakan pentingnya Amerika menginvasi Suriah atau lebih penting lagi mengamankan secuil artefak ribuan tahun di Aleppo. Atau semuanya tidak penting. Aku ingin menyebut bahwa kadang letak pentingnya sesuatu itu bukanlah ada di dalam sesuatu itu. Misalnya nih, yang penting bukan nilai (nya suatu barang hadiah) tetapi maksudnya. Atau, mungkin yang penting bukan isi SMS-nya, tetapi makna SMS-SMS-nya. Yang penting pekerjaannya atau ektase menghabiskan waktu. Mbuhlah. Penting atau tidak penting itu sejak zaman sononya memang subjektif. Bebas nilai. Tak bisa diundang-undangkan. Jadi mari berbahagia karena orang-orang yang sok penting itu sebenarnya hanya merasa tidak penting – tergantung kapan dia capek merasa diri penting.
Alhamdulilah karena aku tidak penting.

Uniknya lagi, tak jarang lo seseorang ingin menjadi terlihat sangat penting di depan seseorang lainnya; tetapi berusaha dengan begitu mati-matian agar tidak dianggap penting oleh seseorang lainnya, pada waktu sama. Sayangnya tidak ada “sensor pembangkit ke-‘penting’-an” atau “tembakan kepentingan” yang akan menyebabkan seseorang akan melihatmu sangat penting saat orang itu kamu bidik dengan laser ke-“penting”-an.

Ah … mau ngecret sampai kapanpun, kayaknya tulisan ini memang tidak penting.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar