Klenteng depan Pasar Kranggan Yogya (foto: noel) |
Mestinya saat ini aku sedang mempersiapkan sesuatu yang
genting dan cukup penting. Ah, penting itu relatif. Tapi aku tak berani
mengatakan bahwa genting itu relatif. Maklum, hal itu akan memengaruhi mood
orang-orang di ujung sana, pekerjaan di ujung satunya, dan berjibun tuntutan di
ujung lainnya. Ujungnya memang banyak!
Lucunya, dari semua hal penting gemting yang saat ini harus
dilakukan, yang paling tidak penting dan paling tidak genting adalah menulis
blog. Lalu, mengapa memilih yang tidak penting? Itu karena aku tidak harus
memilih yang penting. Siapa suruh. Lagi pula, kepalaku ini rasanya sudah jebol-jebol
mawut berceceran ngos-ngosan untuk memikir satu hal penting yang sederhana
sekalipun. Bagaimanapun juga, thank’s God, masih banyak hal tidak penting di
dunia ini yang bisa dilakukan.
Barangkali, perbedaan anggapan mengenai mana yang penting
dan mana yang tidak penting ini merupakan salah satu muasal dari beragam
percekcokan di dunia fana ini. Aku sedang tidak membicarakan pentingnya Amerika
menginvasi Suriah atau lebih penting lagi mengamankan secuil artefak ribuan
tahun di Aleppo. Atau semuanya tidak penting. Aku ingin menyebut bahwa kadang
letak pentingnya sesuatu itu bukanlah ada di dalam sesuatu itu. Misalnya nih,
yang penting bukan nilai (nya suatu barang hadiah) tetapi maksudnya. Atau,
mungkin yang penting bukan isi SMS-nya, tetapi makna SMS-SMS-nya. Yang penting pekerjaannya
atau ektase menghabiskan waktu. Mbuhlah. Penting atau tidak penting itu sejak
zaman sononya memang subjektif. Bebas nilai. Tak bisa diundang-undangkan. Jadi mari
berbahagia karena orang-orang yang sok penting itu sebenarnya hanya merasa
tidak penting – tergantung kapan dia capek merasa diri penting.
Alhamdulilah karena aku tidak penting.
Uniknya lagi, tak jarang lo seseorang ingin menjadi terlihat
sangat penting di depan seseorang lainnya; tetapi berusaha dengan begitu
mati-matian agar tidak dianggap penting oleh seseorang lainnya, pada waktu
sama. Sayangnya tidak ada “sensor pembangkit ke-‘penting’-an” atau “tembakan
kepentingan” yang akan menyebabkan seseorang akan melihatmu sangat penting saat
orang itu kamu bidik dengan laser ke-“penting”-an.
Ah … mau ngecret sampai kapanpun, kayaknya tulisan ini memang
tidak penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar